Rabu, 05 Juni 2013

(short report) GENERASI BERDIALOG Refleksi sidang proker 3 Himpunan di FK Unsyiah

Sidang Proker Himapsi FK Unsyiah
Sidang program kerja Himapsi, Himakagi dan Himakep FK Unsyiah selama satu periode kepengurusan ke depan sudah dilaksanakan dengan baik. Tanya jawab dan saling bertukar ide terjadi begitu deras. Baik dari kalangan legislatif maupun eksekutif memiliki kekuatan mimpi untuk memberikan yang terbaik bagi kampus. Tanggung jawab moral diamanakah oleh tiga ribu lebih mahasiswa kedokteran Unsyiah menjadi sumber semangat bagi kedua pihak untuk terus berdiskusi di ruang sidang sampai meninggalkan ruang sidang dengan kelegaan rasa telah menuai yang terbaik.

Meski sidang sudah lewat tetapi ada pertinggal beberapa notasi bagi DPM FK menilai keunggulan dan kelemahan ketiga himpunan tersebut selama sidang berlangsung. Himapsi memiliki kekuatan untuk beradaptasi dengan analisis dan masukan program kerja yang diberikan oleh DPM FK dan memiliki semangat yang kuat untuk menggerakkan roda organisasi. Himakagi memiliki keunggulan di penyuguhan program kerja yang relatif baik dan kekompakan staf pengurus yang kuat, sementara Himakep unggul dalam penyikapan secara emosional. Jika disibak ke unit terkecilnya pekerjaan rumah yang harus digenjot oleh ketiga himpunan adalah di bidang kajian strategi dan advokasi.

Namun penulis tidak akan mengevaluasi kembali kelemahan di bidang-bidang kerja himpunan masing-masing. Melihat program kerja yang disuguhkan, para anggota dewan sepakat menyimpulkan bahwa seluruh staf ketiga himpunan belum memiliki kemampuan manajerial organisasi serta keahlian yang kuat di pos kerja masing-masing sehingga wujudnya adalah program kerja jiplakan, kurang analisis yang kuat serta kurang perencanaan yang matang. Sebetulnya hal ini tidak akan terjadi jika semuanya memiliki azam yang kuat untuk menutupi kelemahan dengan belajar dari pendahulunya di pos yang sama. Dialog dan saling bertukar pikiran harusnya dilakukan bagi mereka yang ahli di bidangnya sebelumnya.
“All real living is meeting or encounter” kata martin buber, seorang filosof Vienna. Ringkasnya adalah bahwa eksistensi manusia dilihat bermakna ketika terjadi dialog yan murni dan tulus dalam kehidupan. Dialog memberikan tempat untuk saling perhatian, mendengar dan menunggu. Dalam konteks di lapangan, insiden ketidaktahuan akan mengecil jika kita mencari informasi. Itu mutlak. Rendahnya dialog dan sharing ke pendahulu membuat kita minim strategi untuk menghadapi kendala yang sama yang terjadi sebelumnya. Oleh karena itu kekuatan untuk belajar agar tidak salah langkah ke depan perlu diterapkan oleh kesemua himpunan.
Generasi berdialoig harus kita taburkan sejak dini untuk menuai karya yang terbaik sebagai insan sosial. Akhirnya kami dari Dewan Perwakilan Mahasiswa FK Unsyiah mengucapkan selamat dan sukses telah mengikuti sidnag program kerja dengan baik. Semoga apa yang kita lakukan berbuah surga dari Allah aza wajalla.
Ahad, 03 Maret 2013

Andi Yusuf D, S. KG
Staf Komisi Pengawasan DPM FK Unsyiah 2013-2014

Tidak ada komentar :

Posting Komentar